El_Toro si Banteng Gila
Sabtu, 08 September 2012
WAh...sudah lama tidak mengunjungi blog. banyak cerita yang ingin di share..... tapi waktu udah malem.... tapi yang pasti hari ini saya super duper sibuk.... kerja paruh waktu tapi menyita seluruh waktu.....ehm... melelahkan sih...tapi mau bagaimana lagi..... gak kerja gak makan eg....heheheheh..... pesen aja buat kita semua....jadikan apa yang kamu kerjakan itu hobimu...pasti kamu akan menikmati itu dn akan melakukannya dengan iklas.....heheheheh...cukup dech share buat malem ini...besuk dilanjut lagi... sekarang waktunya makan nasi bebek....hahahahahaha.... :)
Sabtu, 21 Juli 2012
MENCETAK
A.
DEFINISI
Mencetak
merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise. Alat
cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam perkembangan seni
rupa, mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwimatra (dua
dimensi) yang dibuat untuk mencurahkan ide/ gagasan dan emosi seseorang dengan
menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgandaan karyanya. Hasil
cetakan menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penciptanya.
Klise/
Acuan dan Hasil Cetakan
Proses
mencetak yaitu membuat acuan atau klise
dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau
bahan lainnya. Hasil cukilan diolesi tinta, kemudian dilekatkan pada selembar
kertas dan ditekan. Akhirnya tinta dari acuan melekat pada kertas. (Dr. Cut
Kamaril, dkk, 2002: 4.45 – 4.53)
Mencetak
dua dimensi pada dasarnya adalah membuat gambar secara tidak langsung karena
dengan menggunakan alat cetakan yang disebut klise. Kreativitas dalam kegiatan
ini meliputi:
-
Penciptaan model klise
-
Penyusunan klise sederhana
untuk menghasilkan gambar cetakan yang indah.
Gambar cetakan disebut juga printing. (Tim Wajar, 2005: 7)
Mencetak
atau seni grafis atau grafika adalah seni rupa yang cetakannya dikerjakan
dengan tangan. Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat
cetak atau acuan yang disebut klise. Berdasarkan jenis klisenya (cetakan) dan
mencetak (seni grafis) meliputi berikut. Proses mencetak diawali dengan
pembuatan klise atau acuan cetak. Klise atau acuan cetak dapat terbuat dari
bahan kayu atau papan, karet, logam, atau bahan lain. Klise diolesi dengan
tinta cetak, lalu diletakkan pada selembar kertas ditekan-tekan hingga rata,
tinta dari klise melekat pada kertas, dan jadilah hasil karya cetak atau seni
grafika (Nani, 2009: 12).
Kegiatan
mencetak dalam seni rupa lebih dikenal dengan seni grafis, yaitu suatu kegiatan
seni yang tergolong dalam karya seni rupa dua dimensi. Tidak semua kegiatan
mencetak termasuk dalam kategori seni grafis. Sebab pada zaman sekarang ini
kegiatan mencetak hanya memproduksi gambar/ tulisan secara massal yang sering
disebut offset. Kegiatan offset
seperti ini menggunakan percetakan modern. (tim Abdi Guru, 2005: 42).
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa
untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores
atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya.
B.
MACAM-MACAM
Berbagai
macam proses mencetak, antara lain:
1.
Cetak Tinggi (alto relief print)
Yakni seni cetak yang mana
bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan path permukaan
kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang
timbul path cetakan (klise).
|
Proses cetak tinggi menggunakan
klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang
menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan
menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian
diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Contoh cetak tinggi yang
sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup
botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel, cukilan ubi/
wortel, dan sebagainya.
Pembuatan klise untuk cetak
tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya
dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet
(linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau pencukil, dan kertas
gambar.
Cara
pembuatan:
a. Gambar
ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;
b. Pola
ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;
c.
Klise/ alat cetak selesai
|
d. Klise/
alat cetak dioles dengan tinta;
e. Cetakan
ke atas kertas gambar;
f.
Jadilah gambar cetakan.
Cetak Penampang,
Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah,
daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas,
koran bekas. Proses pengerjaannya:
a) Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya
pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak
adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah
belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b)
Potonglah penampang
bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas.
Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat
menentukan hasil cetakannya.
c)
Siapkan pewarna.
Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan
cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja.
Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan
tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan
pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas
warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik,
piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada
serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang
siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d)
Mencetakkan acuan
cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1.
Penampang acuan
cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2.
Selanjutnya
tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah
diletakkan di atas koran.
3.
Kemudian angkat
acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat
bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya
beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
4.
Acuan cetak yang
sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara
menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi
pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya.
Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5.
Perlu diperhatikan
agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula
kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
o
Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
|
o
Siapkan pewarna pada
alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada
alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
o
Tempelkan permukaan
daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
o
Selanjutnya
permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah
disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar
aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Perlu diperhatikan agar
pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian) digunakan alas
yang empuk. Alas yang keras, kurang baik hasilnya.
2.
Cetak
Dalam (intaglio print)
Yakni seni cetak yang mana
bagian torehan yang membentuk pola pada bidang cetak merupakan letak tinta /
cat yang akan menghasilkan cetakan sesuai dengan polanya.
Cetak
dalam/ dalam sketsa merupakan kebalikan dari cetak tinggi. Kalau cetak tinggi
bagian yang membentuk gambar adalah bagian permukaan yang menonjol. Cetak dalam
gambar dapat muncul dari bagian yang cekung (dalam).
Proses
cetak dalam menggunakan klise/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar adalah
bagian yang menjeluk/ dalam.
Cara
pembuatannya senagai berikut:
a. Siapkan
tembaga/ seng atau plastik tebal, alat gores yang tajam, tinta, kuas, kain lap;
b.
Membuat gambar pada tembaga/ seng dengan cara digores;
|
c. Tinta
dioleskan pada bagian yang menjeluk/ dalam;
d. Tinta
yang menempel pada bagian datar dibersihkan;
e. Kemudian
kertas yang akan dicetak diletakkan pada permukaan klise. Kertas ini harus
kertas yang mudah menyerap tinta.
f.
Selanjutnya ditindih dengan
rata atau dipres dengan alat pres;
g. Akhirnya
kertas diangkat dan tampaklah gambar pada kertas.
3.
Cetak
Datar (planografi print)
Yakni seni cetak yang proses
pembuatan cetakan (klise) hampir sama dengan seni cetak dalam, contoh seni
cetak photo copy atau seni cetak yang mengunakan media scener.
Contoh
yang sederhana adalah cetak agar-agar.
Media: agar-agar, air, lem arab,
gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk menuangkan, kompor, kertas gambar,
tinta.
Urutan kegiatan sebagai
berikut:
a. Membuat
adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni, rendam agar-agar dengan air
dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih
sehingga menjadi cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian aduk
sampai merata. Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh rata dan membeku.
b. Membuat
gambar pada kertas dengan tinta
c. Letakkan
kertas itu pada permukaan agar-agar yang disiapkan terlebih dahulu. Permukaan
kertas bergambar berada dibawah menempel pada agar-agar. Tekanlah kertas itu
samapi rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar tadi
menempel pada permukaan agar-agar. Jika kemudian kertas kosong diletakkan pada
agar-agar itu ditekan sampai rata, lalu diangkat, gambar akan tercetak pada
kertas itu.
Sekarang
hampir semua percetakan menggunakan mesin cetak ofset yang berdasar pada proses
cetak rata/ datar. Acuannya disebut pelat. Bagian yang menghasilkan gambar
mampu menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak
tinta, tetapi menarik air. Tinta yang dioleskan pada pelat itu dicampur air
menurut perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian
yang akan menghsilkan gambar saja yang akan menerima tinta, selanjutnya pindah
pada kertas yang dicetak.
Cetak
datar yang sederhana dapat menggunakan kaca. Disini dikatakan datar karena
menggunakan kaca sebagai cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media:
kaca satu lembar, kertas gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem
kanji yang dicampur dengan pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan koran
bekas untuk alas.
Teknik
pembuatan:
a. Kaca
digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan pewarna kue,
b.
Letakkan kertas diatas kaca yang telah digambari,
|
c. Kertas
ditekan sambil diratakan,
d. Angkat
kertas dari kaca,
e. Jadilah
gambar tersebut.
|
4.
Cetak
Saring (stensil print)
Proses
cetak saring atau cetak sablon yang disebut juga cetak stensil ini, bagian alat
cetak/ klise/ acuan merupakan bahan sutera sebagai saringan, tinta menembus
acuan menghasilkan gambar.
Cara
membuatnya:
a. Siapkanlah
kain polos yang halus, bingkai kayu (20 x 30 cm), rakel, lem kanji, pewarna kue
atau tinta cina, lilin, alat pemanas/ kompor/ anglo kuas, cat kaleng, dan paku
kecil secukupnya,
b. Buatlah
klise/ acuan dengan pensil dan disusul dengan digambar dengan lem yang dicampur
dengan pewarna kue,
c. Gamabr
kering, lalu sekitarnya diolesi dengan lilin cair,
d. Cucilah
lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan melekat pada kain,
e. Selanjutnya
acuan/ klise siap untuk menyablon. Letakkan kertas di bawah acuan. Kemudian cat
diratakan dengan rakel. Akhirnya cat akan menembus kain dan terwujudlah gambar
pada kertas.
Cetak sablon
Alat
dan bahan yang dibutuhkan: pisau, cutter, gunting, kuas, kapas, spon/busa,
sisir, sikat gigi, kertas, pewarna, koran bekas, dan tempat pewarna.
Proses
pengerjaannya:
a)
Membuat acuan cetak dari
kertas: buatlah gambar/bentuk untuk acuan cetaknya. Torehlah kontur/pinggir
gambar tadi sampai tembus.
b)
Siapkan pewarna. Buatlah
campuran warna pada tempat yang disediakan. Pewarna pada proses sablon ini sama
dengan pewarna yang digunakan pada proses cetak sebelumnya. Kita dapat
menggunakan cat air, ontan/sepuhan, pewarna kue cair, atau pewarna alam yang
sudah disebutkan sebelumnya.
c)
Letakkan acuan cetak di atas
kertas yang masih utuh. Acuan cetak harus menempel serapat-rapatnya agar tidak
terjadi kebocoran pada saat pemulasan/pencetakkan. Sebaiknya kertas tersebut
dialasi kertas koran.
d)
Ambil
kuas, celupkan ke pewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang ditoreh tadi. Bila
pewarnaan menggunakan kapas atau spon yang dicelupkan pada pewarna, tentu saja
tidak dipulaskan seperti kuas namun kapas atau spon itu ditekan-tekankan pada
lubang acuan cetaknya.
|
Cara
sederhana lainnya kita gunakan sikat gigi dan sisir untuk memberi warna hasil
cetakan. Dengan menggosokkan sikat gigi yang terlebih dahulu dicelupkan ke
pewarna pada sisir, akan terjadi cipratan pewarna yang akan melalui lubang-
lubang acuan cetaknya. Hasil cetak berwarna pada proses ini dapat diatur pada
saat memulaskan atau menyemprotkan pewarna. Bidang mana serta warna apa yang
dipilih bergantung pada pilihan masing-masing.
Mencetak
dengan teknik sablon adalah mencetak dengan menggunakan kain khusus / screen
pada bidang yang menjadi sasaran cetak. Gambar atau tulisan yang tercetak pada
objek cetak mengacu pada model atau klise yang terdapat pada screen.
Alat
yang digunakan untuk menyablon antara lain :
-
Kertas
( HVS, kalkir )
-
Screen 77 T, atau tipe lain
-
Screen frame
-
Rakel ( lunak-tumpul )
-
Coater
-
Meja cetak
-
Hair dryer atau kipas angin
-
Handsprayer
-
Spidol
-
Tripleks.
|
Bahan-bahan
yang dipakai dalam cetak sablon adalah larutan afdruk yang terdiri dari emulsi
dan sensitizer, screen laquer, kaporit, dan tinta meium jdengan sandye colour.
Adapun tahapan menyablon adalah sebagai berikut :
a) Membuat
Desain Model / Klise
Model
biasanya berupa tulisan atau gambar, bisa bersifat resmi atau bergaya. Desain
model tersebut dapat dirancang dengan komputer dan dicetak / print dengan
kertas HVS, atau bisa juga dikerjakan dengan keterampilan tangan langsung di
atas kertas HVS atau kalkir.
a. Membuat
model / klise sablon satu warna.
Model /
klise untuk satu warna ini pada dasarnya sama dengan desainnya. Bagian yang
berwarna hitam akan menahan cahaya ( ultra violet ) dari lampu neon sehingga
tidak trejadi reaksi dari zat kimia ( emulsi dan sensitizer ) yang dilapiskan
pada permukaan screen bagian ini. Zat kimia tetap rapuh atau tidak merapatkan
pori-pori screen. Bagian yang polos akan meneruskan cahaya pada screen yang
telah dilapisi larutan kimia peka cahaya sehingga pori-pori screen merapat.
Bagian screen yang pori-porinya berlubang akan meneruskan tinta dari screen ke
objek cetak.
b. Membuat
model bentuk geometris
Bentuk
geometris umumnya mudah dibuat. Bentuk geometris segi banyak beraturan
memerlukan pengetahuan teknis. Untuk membuatnya kita kan mencoba beberapa di
antaranya :
o
Segitiga
1. Buatlah
lingkaran ( dengan jangka ) dengan titik tengah S (sentrum).
2. Tarik
garis tengah vertikal A-E melalui S.
3. Buat
dua buah setengah lingkaran dengan titik tengah A dan E, jari-jarinya sepanjang
A-S dan E-S.
4. Titik
pertemuan antara lingkaran utama dengan setengah lingkaran bawah sebagai B (
kanan ) dan C ( kiri ).
5. Tarik
garis dari titi A-B-C-A.
o
Segi enam
1. Ulangi
langkah 1 hingga 4 pada pembuatan segitiga.
2. Titik
pertemuan antara lingkaran utama dengan setengah lingkaran atas sebagai D (
kanan ) dan F ( kiri ).
3. Buatlah
garis dari titik A-D-B-E-C-F-A.
o
Segi empat
1. Buatlah
lingkaran dengan titik tengah S.
2. Tarik
garis tengah vertikal A-C melalui S.
3. Tarik
garis tengah horizontal B-D melalui S, tegak lurus terhadap C. Lingkaran akan
terbagi menjadi empat bidang yang msing-masing sudutnya 90°.
4. Tarik
garis A-B-C-D-A.
o
Segi delapan
1. Ulangi
langkah 1 hingga 3 pada pembuatan segi empat.
2. Tarik
garis dari S melalui titik bagi ( membagi dua sama panjang ) A-B sehingga memotong lingkaran di E.
3. Lakukan
dengan cara yang sama di garis B-C, C-D, D-A. Titik erpotongan dengan lingkaran
bisa dibuat dengan jangka yangjarak standarnya berasal dari A-E.
4. Tarik
garis dari titik A-E-B-F-C-G-D-H-A.
o
Segi lima
1. Buatlah
lingkaran dengan titik tengah S.
2. Tarik
garis vertikal A-H melalui S, tarik garis horizontal Y-N melalui S, sehingga
saling tegak lurus.
3. Buat
titik X dengan membagi dua sama panjang garis S-N.
4. Buat
ukuran jarak dengan jangka dari X ( jarum ) ke A ( pensil ). Gerakkan jangka
dari A hingga memotong garis Y-S di titik Z.
5. Buat
ukuran jarak dengan jangka dari A ( jarum ) ke Z ( pensil ). Gerakkan dari Z
hingga memotong lingkaran di titik E. Jarak A-E menjadi jarak standar semua
sisi segi lima beraturan.
6. Dengan
standar tersebut gunakan jangka untuk membuat titik perpotongan dengan
lingkaran yang nantinya akan menjadi sudut segi lima. Mulailah dari A sebagai
titik pusatnya, sehingga didapat B. Letakkan jarum pada B, di dapat C, dst.
7. Tarik
garis dari titik A-B-C-D-E-A.
o
Segi sepuluh
1. Ulangi
langkah 1 hingga 6 pada pembuatan segi lima.
2. Tarik
garis dari S ke titik bagi A-B memotong lingkaran di titik F. Tarik garis ke
titik bagi B-C memotong lingkaran sebagai titik G, dst.
3. Tarik
garis dari titik A-F-B-G-C-H-D-I-E-J-A.
b) Mengafdruk/Exposing
Mengafdruk
adalah memindahkan model/klise ke dalam screen dengan melapiskan larutan kimia
(emulsi dan sensitizer) lalu merefleksikan model/klise pada screen dengan
cahaya ultraviolet dari lampu neon. Oleh karena itu, pada saat melapisi dan
mengeringkan screen harus terhindar dari sinar yang mengandung ultraviolet.
Tahapannya adalah :
1. Membuat
larutan afdruk emulsi dan sensitizer dengan perbandingan 9 : 1 pada wadah
coater.
2. Aduk
merata hingga menjadi jel, lalu ratakan ke permukan screen luar dan dalam
langsung dengan tepi coater tersebut atau alat apa saja yang dapat meratakan.
3. Keringkan
screen dengan hair dryer atau kipas angin dan jangan kena sinar ultra violet.
4. Model/klise
diletakkan terbuka diatas kaca meja sablon/afdruk yang dibawahnya terdapat
lampu neon. Lekatkan pada kaca dengan selotip transparan agar model tidak
tergeser.
5. Letakkan
screen tepat menumpuk di atas model/klise. Tutup dengan kain hitam dan beri
beban pemberat agar screen, model, dan kaca rapat merata.
6. Lakukan
penyinaran dengan menyalakan lampu neon yang mengandung ultra violet sekitar
4-5 menit.
7. Setelah
neon dipadamkan, screen yang telah berfungsi sebagai klise tetap ditutup dengan
kain gelap agar tidak terkena sinar ultra violet lalu dibawa ke tempat
pencucian.
8. Screen
dicuci dengan air mengalir untuk menghentikan proses reaksi kimia. Gunakan
penerangan cahaya lamu merah 5 watt atau non ultra violet.
9. Terawang
dan bersihkan dengan handsprayer terutama ada bagian yang diharapkan tembus
tinta ( image area ) agar bebas sama sekali dari lapisan afdruk.
10. Jika
terdapat cacat/kebocoran pada bagian yang seharusnya tidak tembus tinta ( non
image area , pulaskan screen laquer dengan kapas pembersih telinga.
11. Keringkan
dengan hair dryer atau sinar matahari. Screen siap pakai.
12. Screen
klise yang telah selesai dipakai dapat dihapus dan dibersihkan dengan larutan
kaporit. Jika tidak rusak, dapat digunakan untuk model/klise yang lain.
c) Menyablon
Kain dengan satu Warna
1. Siapkan
tripleks berukuran selebar kaus, beri perekat ( printak ) di bagian atasnya
lalu sisipkan ke dalam kaus.
2. Aduk
tinta medium dengan sandye colour hingga merata.
3. Letakkan
kaus di atas meja sablon, letakkan screen sesuai posisi di atas kaus.
4. Dengan
spidol, beri tanda bagian atas ( leher ) kaus sejajar dengan lis screen, begitu
juga bagian sampingna ( ketiak ).
5. Poleskan
tinta dengan rakel untuk mengisi dan meratakan pola gambar pada screen dngan
tidak ditekan. Poles sekali ( searah polesan sebelumnya ) dengan tekanan untuk
mencetak tinta pada kaus sesuai pola gambar.
6. Keringkan
hasil sablonan dengan menjemur atau mendiamkan secukupnya.
5.
Mencetak
Lipat
Teknik
cetak ini merupakan cara yang sederhana, yakni cetak lipatan kertas. Dengan
teknik ini anda akan memperoleh gambar-gambar yang menarik dan bagus,
Cara
membuatnya:
a. Siapkan
kertas gambar, langsung dilipat,
b. Buka
lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna,
c. Tutuplah
lipatan tadi, biarkan sebentar,
d.
Bukalah lipatan tersebut. Anda dapat melihat hasil
cetakannya.
|
6.
Mencetak
bayangan
Mencetak
bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar
bayangan.
Media
yang digunakan diperlukan kertas gambar, daun atau guntingan gambar, cat air,
cat semprot, atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.
Cara
mencetak:
a. Daun
atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar,
b. Cara
mencetak dengan sisir atau dengan semprotan,
c. Setelah
cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat. (Dr. Cut Kamaril, dkk, 2002:
4.45 – 4.53)
|
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawan,
Rudi. 2008. Aspirasi Seni Budaya untuk
SMA/MA Kelas XI Semester 1. Surakarta: CV Pustaka Manggala.
Kamaril,
Cut. 2002. Pendidikan Seni Rupa/
Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nina.
2009. Seni Budaya Untuk SMA/MA Kelas XII
Semester 2. Surakarta: CV Pratama Mitra Aksara.
Tim
Abdi Guru. 2005. Kesenian untuk SMP kelas
VIII Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tim
Wajar (Penunjang Program Wajib Belajar). 2005. Pendidikan Kesenian dan Keterampilan, semester 2, kelas VIII. Jakarta:
Graha Pustaka.
http://pgsdikipmadiun.blogspot.com/2012/04/latihan-dan-tugas-pgsd-ikip-pgri-madiun.html#!/2012/03/buku-seni-rupa-sd_18.html.
(Diunduh pada hari Senin tanggal 23 April 2012, pukul 16:15)
Langganan:
Postingan (Atom)